PROFIL DESA PAHESAN
Sebagai dokumen perencanaan yang menjabarkan dari Dokumen Rencana Pmbangunan Jangka Menengah Desa (RPMJ Desa), maka seluruh rencana program dan kegiatan pembangunan yng akan dilakukan oleh Desa secara bertahap dan berkesinambungn harus dapat menghantarkan tercapainya Visi Misi Desa. Visi – Misi Desa Pahesan disamping merupakan Visi – Misi Calon Kepala Desa Terpilih, juga diintregrasikan dengan keinginan masyarakat desa dimana proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif mulai dari tingkat Dusun RT/RW sampai tingkat Desa. Adapun Vii dan Misi Desa Pahesan sebagai berikut:
VISI.
“Tercapainya masyarakat yang aman dan sejahtera melalui pertanian dan optimalisasi pelayanan publik”
Meniptakan pelayanan yang merata , berkeadilan tepat waktu dan tepat guna.
Mewujudkan penyelenggaraan pertanian yang bermutu menyesuaikan topografi desa yang memaksimalkan potensi yang ada.
Memberikan pembinaan dan pngembangan kretaifitas masyarakat di bidang ketrampilan untuk menciptakan lapangan kerja.
Pahesan
inilah sebuah desa kecil disalah satu kecamatan di kabupaten Grobogan. memang kami akui untuk kemajuan desa kami masih mengaku ketinggalan dengan desa desa yang lain, namun itu trus bukanlah kami diam berpangku tangan, tinggal diam. kami selaku warga selalu berusaha. dan inilah sedikit tentang Desa Pahesan yang bisa kami beritahukan kepada saudara semua.
PROFIL DESA PAHESAN
A. Sejarah Desa
1. Legenda Desa Pahesan
Mengingat Sejarah Desa Pahesan adalah Identik dengan kehidupan seorang tokoh wanita yakni Mbah PAES. Pada jaman dulu hiduplah seorang gadis cantik yang benama PAES. dengan kecantikan dari PAES inilah banyak pemuda yang tertarik padanya, seperti pula halnya dengan dua orang pemuda yang tanpa di belum diketahui asal mula dan identitasnya yang merupakan kakak beradik. Dengan berjalannya waktu dua orang kakak beradik tersebut menyatakan cintanya pada PAES. Tak mungkin PAES menerima dua cinta dai kakak beradik tersebut, maka PAES memberikan sayembara yakni siapa yang bisa menanam buah Waluh (labu) yang terbesar maka dialah yang menjadi suami dari PAES. Maka mulailah kedua pemuda tersebut menanam waluh bersebelahan. Sebagai ciri tanaman waluh adalah merambat, tak heran jika tamanan kedua pemuda tersebut saling merambat , hingga suatu ketika terjadilah perselisihan tentang kepemilikan waluh yang dianggap terbesar dan perkelahian pun tak bisa dihindari, yang akhirnya kedua pemuda tersebut meninggal. Pemakaman kedua tersebut sangat berdekatan (dempet) di suatu tempat tanah terbuka di tengah persawahan, akhirnya pemakaman kedua saudara tersebut dinamakan makam DEMPET. Tanah tempat tinggal Gadis tesebut akhirnya dinamakan PAHESAN. Dan hingga saat ini merupakan kepercayaan bagi warga masyarakat Desa Pahesan bahwa warga Desa Pahesan tidak bisa menanam buah Waluh, seandainya bisa pun hasilnya tak akan baik.
Kepemerintahan Desa Pahesan pada jaman Belanda ± 1938 dipimpin oleh seorang Lurah yang bernama Projo Piyo, Grumbul yang sebelah etan Pahesan yakni Tugu dan rumbul sebelah Kidul yakni Jabung menjadi satu kesatuan wilayah Desa Pahesan. Pada tahun ± 1953 kepemimpinan Desa Pahesan diganti oleh seorang pendatang, Suwadi. Beliau memimpin kurang lebih 33 tahun, hingga akhirnya Sang Maha Esa Memanggil, sebagai peraturan jabatan Lurah adalah seumur hidup dan akhirnya pada tahun 1986 diadakan pemilihan Kepala Desa dengan sistem Coblosan gambar yang diikuti oleh 3 calon yakni 1. Kasno 2. Sunarto dan 3. Gunarto yang di menangkan suara terbanyak oleh Sunarto. Sunarto menjabat sebagai Kepala Desa Pahesan tahun 1986 – 1993.
Awal 1993 dengan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa 8 tahun, maka kembali diadakan pemilihan, Sunarto kembali mencalonkan diri dengan saingan utamanya adalah Sujadi yang memang dalam sesi pencalonan kali ini di ikuti oleh 2 orang calon. Yang akhirnya di menangkan oleh Sujadi . dari tahun 1993 hingga saat ini 2010 masih menjabat sebagai Kepala Desa Pahesan yang tehitung lebih dari 2 periode masa jabatan kepala Desa.
Legenda Desa
1. Pada zaman dahulu sebagian besar masyarakat Selancar mempunyai adat istiadat kepercayaan yaitu pada bulan-bulan tertentu mempercayai tidak diperkenankan punya hajat ( Pernikahan dan Khitanan ) terutama bulan syura kalau dilanggar akan membewa mala petaka.
2. Pada menjelang musim panen sebagai perwujudan rasa syukur, warga masyarakat mengadakan pagelaran kesenian tayup di tanggul kali yang memang berdekatan dengan lahan pertanian mereka dengan istilah “Tayuban Cah Angon”. Namun seiring perjalanan waktu acara tersebut hilang.
3. Pada setiap penanggalan bulan jawa, bulan Apit mengadakan Apitan dengan mengadakan syukuran Sedekah Bumi di dusun masing masing, Pahesan, Tugu dan Jabung.
4. Setiap ada orang meninggal sebelum dibawa kepemakaman sanak saudara almarhum supaya nylusup ( berjalan keliling 3 kali dibawah mayat yang sedang dipikul ) dipercayai agar tidak membayangi kehidupan mereka.
2. Sejarah Pembangunan Desa Pahesan
Masa kepemimpin Lurah yang bernama Projo Piyo, terdapat seorang yang bernama Semak, hidup seoarang diri, dan selalu meneyendiri didalam rumah yang memiliki sebuah mata air. Mata air tesebut tak pernah habis yang mampu memenuhi kebutuhan air warga Desa Pahesan dimusim kemarau, baik untuk minum maupun untuk mandi kerbau milik warga. Akhirnya pada kepemimpin Lurah sumber air tersebut dibangun yang lebih permanen.
Pada tahun ± 1969 di renovasi DAM air dusun Jabung yang merupakan Dam peninggalan jaman Belanda untuk pemenuhan kebutuhan air pertanian wilayah Desa Pahesan.
Perkembangan sisi keagamaan pada tahun ±tahun 1930 pendatang baru yakni keluarga Tamhid membawa misi Agama Islam, didirikanlah sebuah Langgar . dan inilah cikal bakal Agama Islam di Desa Pahesan. Keluarga yang terdiri dari Tamhid, mukajin dan Busro mulai melakukan kegiatan kegatan agama. Hingga paa tahun 1950, langgar tersebut dibangun bersama mertodrno dan di dukung oleh keperintahan Suwadi menjadi sebuah bangunan masjid yang kokoh. Hingga pada tahun 2002 masjid tersebut di pugar kembali menjadi masjid dengan kontruksi beton.
B. Kondisi Umum Desa
a. Luas Wilayah
Desa PAHESAN : 234.70 H
Pekarangan : 41.00 H
Sawah : 165.00 H
Perkebunan : 19.00 H
Desa Selancar terdiri dari 3 Dusun, 1 RW. Dan 10 RT yaitu :
1. Dusun Pahesan ( RT. 01 sampai RT 06 ) terletak di tengah krajan
2. Dusun Tugu ( RT. 08 dan RT 09. ) di Timur
3. Dusun Jabung (RT. 07 dan RT 10) disebelah Selatan.
b. Topografi.
Desa Pahesan merupakan suatu bentuk yang tidak teratur bentuk dan arahnya, 6 km arah Barat dari Ibu Kota Kecamatan Godong dan termasuk bagian barat wilayah kecamatan Godong dan 25 km arah barat dari Kabupaten Grobogan, dan sebagian besar wilayahnya merupakan lahan petanian tanaman padi.
c. Hidrologi
Sesuasi dengan Topografi wilayah Desa Pahesan, terdapat sungai-sungai dari arah Selatan saluran itigasi T 25 yang ber hulu dari bendungan Rawa Pening, dan di salurkan melalui sungai Tuntang hingga sampai DAM Temur yang pada akhirnya sampai ke T 25 yang merupakan sumber utama pemenuhan kebutuhan air pertanian Desa Pahesan.
d. Kwalitas Medan
Dengan wilayah Pahesan Topografi yang terletak diantara jalur alternatih 3 kecamatan yaitu Godong, Gubug, dak Karang Rayung merupakan keuntungan bagi warga masyarakat bisa mengakses jalan tersebut.
e. Produktifitas Tanah
Sebagian besar pencaharian penduduk Desa Pahesan adalah Petani, dengan adanya bendung Rawa pening, menguntungkan bagi petani karena lahan pertanian dalam penggarapannya bisa di atur jadwal pelaksanaan pertanian dengan sistem padi-padi-polowiji, dengan pengaturan debit air yang di butuhkan petani.
f. Musim
Di Desa Pahesan ada 2 musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
g. Pola Penggunaan Lahan Pertanian
1. Lahan Sawah dimusim penghujan ditanami padi dan musim Kemarau ditanami palawija.
2. Lahan Pekarangan ditanami Pohon Buah dan Kayu bahan Bangunan.
h. Kepemilikan Ternak
No | Jenis Ternak | Persentase |
1. 2. 3. 4. 5. | Ayam Itik Mentok Kambing Sapi | 68 % 20 % 15 % 15 % 2 % |
| J u m l a h | 100 % |
i. Tempat Peribadatan
No | Tempat Peribadatan | Lokasi | Jumlah | ||
Pahesan | Tugu | Jabung | |||
1 | Masjid | 1 | 1 | - | 2 |
2 3 | Mushola Gereja | 7 - | - 1 | 2 - | 9 1 |
j. Tempat Usaha
No | Jenis Usaha | Pahesan | Tugu | Jabung | Jumlah |
1. 2. 3. 4. 5. 6. | Warung Toko Bengkel Pertukangan Penggilingan Padi Pengrajin | 5 8 4 8 1 5 | 2 3 1 2 - 2 | 2 5 1 2 1 1 | 9 16 6 12 2 8 |
k. Jenjang Pendidikan
1. Play Group : 30 Siswa
2. Taman Kanak- Kanak : 49 Siswa
3. Sekolah Dasar : 209 Siswa
4. SLTP. : 120 Siswa
5. SLTA : 115 Siswa
6. Perguruan Tinggi : 31
Mahasiswa
k. Jumlah Penduduk
Laki – laki : 1.167 Jiwa
Perempuan : 1.104 Jiwa
Jumlah : 2.271 Jiwa
l. Mata Pencaharian
No. | Mata Pencaharian | Jumlah | Prosentase |
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. | Petani Buruh Tani Kuli Pedagang Pengrajin Tukang Kayu Tukang Batu PNS Pensiunan Guru Tidak Tetap Lain-lain/ anak anak | 723 Orang 807 Orang 51 Orang 48 Orang 26 Orang 29 Orang 128 Orang 20 Orang 33 Orang 28 Orang 378 Orang | 32.00 % 35.00 % 2.20 % 2.10 % 1.20 % 1.30 % 5.60 % 0.90 % 1.50 % 1.00 % 17.00 % |
| J umlah | 2.271 Orang | 100 % |
C. SOTK Desa
STRUKTUR ORGANISASI TATA KEPEMERINTAHAN DESA
( SOTK Desa ) POLA MAKSIMAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar